Sabtu, 05 Desember 2015

PROLAPS UTERI (GANGGUAN DASAR PANGGUL)
                          Well wisher mungkin pernah mendengar istilah turun berok atau kengser, bukan?                        Biasanya kedua istilah tadi identik dengan kaum hawa terlebih yang sudah berkeluarga                         (dan  melahirkan tentunya). Dalam tulisan kali ini, saya akan sedikit berbagi tentang salah                  satu   gangguan pada organ kewanitaan ini. Here we go.
                Dalam bahasa medis, prolaps uteri merupakan perubahan posisi rahim dari normal mendekati vagina. Masyarakat awam lebih mengenal prolaps uteri sebagai turun berok atau kengser.  Prolaps uteri disebabkan disfungsi dasar panggul akibat otot-otot dan penyokong rahim mengalami gangguan fungsi. Dalam kondisi ini, otot penyokong kehilangan kekuatan, akibatnya rahim “melorot”. Bukan hanya uterus, otot-otot pada kandung kemih dan rectum ikut terganggu.
                Gangguan ini sering dialami perempuan yang pernah melahirkan. Bahkan satu diantara dua perempuan yang pernah melahirkan pasti mengalami prolaps uteri. Resiko akan lebih besar dialami para ibu yang melakukan persalinan normal. Kelahiran per vaginan ditengarai mampu mengendurkan bahkan merobek otot-otot panggul. Penyebabnya, otot daerah intim dipaksa melar seukuran diameter kepala bayi. Kondisi itu akan makin parah jika jahitan pasca melahirkan tidak menutup sempurna. Atau, sang ibu melahirkan bayi besar (bobot lebih dari 4 kg) dan proses mengejan saat kelahiran lebih dari 65 menit. Keadaan otot yan g kehilangan kekuatan tersebut tentu mengakibatkan beragam keluhan  “ikutan”. Selain rasa mengganjal di daerah vagina, turun berok sering disertai keluhan kehilangan control kandung kemih.
                Prolaps uteri bukan penyakit lantaran tidak disebabkan kuman atau virus. Melainkan, gangguan kekuatan otot vagina. Selain itu prolaps uteri bukan keadaan yang mampu diturunkan (generative) atau menular.
                Prolaps uteri dapat diatasi dengan dua cara, bisa menggunakan penahan atau operasi. Penggunaan pessarium atau penahanndisarankan bila pasien masih dalam stadium awal. Selain itu, cara tersebut direkomendasikan untuk perempuan yang jarang melakukan aktivitas social. Namun, untuk pemulihan kondisi secara total, maka tindakan operasi harus dilakukan. Setelah operasi, bentuk dan fungsi dasar panggul bias kembali hingga mendekati normal. Jika prolaps uteri tidak segera ditangani (uterus melorot hingga muncul keluar) resiko terkena bakteri akan makin tinggi. Bagian tersebut rentan mengalami gesekan dengan bahan celana. Jika tidak segera ditangani, kulit yang tipis akan mudah luka. Lebih parah lagi jika penderita juga mengalami inkontensia urin. Daerah intim perempuan akan selalu lembab yang akan  mengakibatkan ruam, gatal, dan rasa tidak nyaman. Resiko infeksi masuk ke bagian lebih dalam juga lebih besar.
                FAKTOR PENYEBAB PROLAPS UTERI:
ü  Obesitas
ü  Terlalu sering mengangkat beban berat
ü  Konsumsi alcohol
ü  Merokok
ü  Makan makanan kurang serat
ü  Usia

Stadium dalam prolaps uteri
Stadium I
Hampir tidak bergejala, hanya bisa dilihat lewat pemeriksaan ginekologi. Biasanya uterus mengalami sedikit pergeseran dari posisi awal.
Stadium II
Uterus melorot hingga menutupi lubang vagina.
Stadium III
Uterus keluar lewat lubang vagina, menyerupai benjolan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar