Sabtu, 05 Juli 2014

Share Everything?

Facebook, Twitter, Path, Line, kakao Talk, BBM, siapa yang tidak pernah dengar deretan nama sosial media terpopuler itu. Akan dibilang belum gaul jika belum memiliki setidaknya satu akun sosmed tersebut. Jika satu akun dirasa belum cukup untuk memperluas jejaring sosial di dunia maya, memiliki dua atau tiga akun sosmed dirasa lumrah. Bahkan ada yang memiliki semua akun di tiap sosial media berbeda, that’s batty i think. Kemudahan akses internet membuat para penggila sosmed seakan berlomba mengupdate berita terbaru mereka, kapanpun-dimanapun. Isinya tidak jauh-jauh dari kegiatan sehari-hari, curahan hati, promosi dan tidak lupa meng-upload foto selfie. Beragam alasan dikemukakan mengapa mereka semaniak itu dengan sosial media. Alasan untuk tetap bisa stay connect dengan teman-teman atau saudara, ingin terhubung dengan artis idola (dan berharap di follback), gaya hidup, agar dianggap gaul dan eksis, ajang bisnis dan promosi, sampai sekedar latah alias ikut-ikutan. Well, apapun alasannya sah-sah saja. Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) juga menjamin kebebasan pendapat para cyber society sepanjang materi atau konten dalam sebuah akun tidak berisi perbuatan yang dilarang (cybercrimes). UU ini dibuat agar pelaku bisnis maupun nonbisnis di internet memperoleh kenyamanan sekaligus kepastian hukum. Tapi sadarkah para pengguna akun sosmed itu jika terkadang materi, konten atau update status mereka di jejaring sosial mengganggu pengguna lain yang notabene menjadi teman, followers atau daftar kontak mereka. Mengganggu yang dimaksud disini bukan karena update mereka termasuk cybercrime atau membully orang lain melainkan berisi hal-hal yang tidak penting (setidaknya menurut saya). Menginformasikan lokasi dimanapun berada, sedang bersama siapa, kegiatan yang dilakukan, bahkan kondisi cuaca pun ikut diupdate (kalah lah para presenter cuaca di tv). Belum lagi kicauan tentang rasa galau karena jomblo, patah hati dan diselingkuhi. Dan yang terparah menurut saya adalah adalah ketika membaca update profil yang isinya begini: “aduh lagi pengen es krim cor**** nih_^_”. Kalau sudah baca update yang begini paling pol yang saya lakukan adalah clear recent updates (karena nggak enak juga kalau harus langsung delcont atau unfollow yang bersangkutan). Okey – Right –Whatever then *sigh. At least hak mereka juga sih mau updates status tentang apa saja. Toh tiap individu memang memiliki karakternya masing-masing yang tercermin dari isi updatenya. Bagi yang berkepribadian ekstrovert, share everything on socmed seolah wajar dan ngga masalah. Berbanding terbalik dengan kaum introvert yang sebelum menekan tombol save atau tweet berkali-kali merevisi isi update agar tidak semua detail kehidupan pribadi terekspos di sosmed. Dan saya yang termasuk kategori introvert sering merasa risih dengan update yang isinya tidak layak di share ke semua orang. Jika alasannya adalah untuk mempertahankan eksistensi di jejaring sosial dunia maya, berbagi segala hal tapi tidak berkualitas dan tidak memberi “wow effect” pembacanya juga tidak menolong. Apalagi kalau alasannya hanya karena iseng dan tidak tahu harus menulis apa. Please guys, hasil tulisan kalian dibaca banyak orang dan bisa saja mempengaruhi mood orang lain itu seharian. Bijaksanalah dalam memilih hal-hal apa saja yang pantas dan tidak untuk di share ke teman-teman dunia maya kalian. Karena meskipun tidak menjalin kontak fisik secara langsung, kepribadian kalian tercermin secara jelas melalui rekam jejak tulisan kalian di sosial media. Share everything means uninteresting. Berbagi dan menceritakan segala hal akan membuat efek jemu dan tidak ada lagi unsur ‘surprise’ bagi orang lain. Tidak ada lagi yang menarik untuk diketahui karena semua sudah diceritakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar